Macet, Jadi Salah Siapa?



Catatan Hari Ini

Senin 17 Syaaban 1435 / 16 Juni 2014 19:30




“LANGITNYA mendung” gumamku. Aku bergegas pulang karena hari itu lupa membawa jas hujan dan jalanan pasti macet karena sedang ada perbaikan. Seperti biasa aku harus melewati rute yang panjang, berliku-liku dan penuh dengan kendaraan yang besar.


Motor yang lain mungkin berlari dengan kecepatan 80 km/jam. Aku tidak berani secepat itu. Paling cepat 60 km/jam itu pun jika jalanan lurus dan kosong dari kendaraan. Namun saat itu kendaraan sedang padat, akhirnya kecepatanku hanya 45 km/jam saja.


Sesekali aku menyusul mobil didepan, namun saat truk-truk besar melaju dengan kecepatan tinggi, sangat menakutkan jika harus nekat menyusul. Akhirnya aku putuskan untuk santai. Jika memungkinkan untuk melaju cepat, aku segera menyusul. Beruntung langit berubah cerah, berarti tidak perlu khawatir pulang agak terlambat.


“Alhamdulillah, akhirnya sampai dengan selamat”, ucapku dalam hati. Tiba-tiba seorang bapak bertanya pada ku, “Tadi masih macet ya?” dia menanyakan jalur yang sedang mengalami perbaikan. Ternyata Pak Rizal yang bertanya padaku, “Iya pak. Masih macet. Kalau motor sih masih bisa nyelip-nyelip.” Tukas ku. Tiba-tiba dia berkata, “Perbaikan jalan itu sebetulnya melanggar undang-undang.” Aku langsung kaget mendengarnya. “Saya kan ikut tandernya, tapi orang lain yang dapat. Itu seharusnya kalau jalan nasional jangan sampai dibiarkan macet begitu. Harusnya kontraktor itu bikin jalan alternatif di pinggirnya. Tapi gak mau rugi mereka. Kalo saya pas dapat proyek, pasti dibikinlah jalur alternatif, itukan jalan nasional masa sampai macet begitu. Dinas PU nya itu yang gak beres.” Aku hanya mendengarkan Pak Rizal berbicara. “Begitu ya Pak, aku sih ga ngerti kalau soal itu Pak”. Dari situ aku baru tau bahwa Pak Rizal ternyata seorang kontraktor.


Setiap hari memang selalu macet di daerah itu. Paling parah itu menjelang sore. Dari dua arah pasti macet. Tidak bisa bergerak. Aku tidak mengerti soal undang-undang pembuatan jalan. Yang aku mengerti, jika mobil yang melewati lintasan itu sedikit, tentunya tidak macet separah itu. Jadi, salah siapa?


Redaktur: Eva Fatmah Hasan












Source: http://ift.tt/1qkjVs9


Category: frontpage


0 Response to "Macet, Jadi Salah Siapa?"

Posting Komentar

Bagaimana menurut kamu??? hmmmmmmmm @_^;