Gus Dur: Tak belajar, tapi saya bisa jadi presiden


MERDEKA.COM. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD mengaku tak berdaya berhadapan dengan KH Abdurrahman Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur. Ketika Gus Dur jadi presiden, dirinya ditunjuk menjadi menteri pertahanan.


Mahfud sempat adu argumentasi dengan Gus Dur karena merasa pertahanan bukan bidangnya. Namun penolakan Mahfud selalu dimentahkan oleh Gus Dur.


“Saya tidak percaya. Saya kira saat itu menteri pertanahan. Bukan menteri pertanahan, tapi menteri pertahanan. Saya lalu bilang, tidak pernah belajar ketahanan. Gus Dur menjawab; saya saja tidak belajar jadi presiden, bisa jadi presiden. Politik itu kebijakan sifatnya umum. Saya tawar bagaimana menteri kehakiman? Gus Dur katakan tidak bisa karena Yusril senang di situ biar di situ. Bagaimana menteri sekretaris kabinet? Tidak bisa Marsilam orangnya teliti. Saya perlukan tenaganya urus surat biar tidak salah. Saya tawar, bapak presiden, saya urus Deputi Kemenkum HAM gantikan pak Hasbalah M Sa’ad? Tidak bisa besok saya bubarkan,” ujar Mahfud di Magelang, Minggu (15/12).


Mahfud merasa tidak percaya dengan apa yang dilakukan Gus Dur bahkan dirinya beberapa kali supaya menawar agar tak dijadikan menteri pertahanan. Namun Gus Dur tetap pada pendiriannya. Dia mendapat masukan oleh salah seorang teman supaya tidak menolak permintaan Gus Dur itu. Namun, Mahfud menganggap penunjukannya sebagai Menhan dianggap lucu dan aneh.


“Saya keluar, salah satu rekan saya bilang; antum (kamu) jangan tawar terus kalau tidak mau tidak jadi menteri. Siap saya terima dan laksanakan. Itu pengangkatan lucu dan aneh. Ketika jabatan itu saya terima besok jam 8 malam rencana akan diumumkan. Lalu saya disuruh berikan kartu nama. Tidak punya kartu nama, akhirnya saya tulis di kertas. Saya tidak bawa kartu nama,” tutur dia.


Penunjukkan Mahfud sebagai Menhan oleh Gus Dur saat itu mendapatkan banyak protes dari berbagai kalangan. Di antaranya, tokoh reformasi saat itu Amien Rais bahkan Wakil Presiden Megawati.


“Yang mengagetkan banyak komentar sinis. Amien Rais marah. Amien ngomong; Itu salah itu, Gus Dur pilih teman jadi menteri. Dimana-mana Menhan orangnya harus kelas dunia. Affan Gaffar bilang Mahfud jadi Menhan dia gali kuburnya sendiri. Megawati diberita gak setuju. Gus Dur bilang kemana Wapres gak ada? Biasa kalau perempuan mandi ya pulang mandi. Menkeu Priyadi dan Mahfud MD yang diejek dua hari. Gus Dur disalah-salahkan,” ceritanya.


Mahfud memanggil rekan-rekan Ikatan Cendekiawan Muslim dari Madura yang diketuai oleh doktor Malik Mardani untuk menyampaikan niatnya mengundurkan diri. Meski bersedia tetapi dirinya merasa kasihan kepada Gus Dur diejek atas pilihannya itu.


“Tiba-tiba ponsel saya berdering, halo Pak Mahfud ini ajudan presiden, presiden (Gus Dur) mau bicara. Saya lagi di Gresik Pak Mahfud sedang resmikan Semen Gresik, Pak Mahfud jangan mundur,” jelas dia.


Moment itu bagi Mahfud terasa aneh dan ajaib karena seolah-olah Gus Dur mengetahui pertemuan itu tanpa diberitahu oleh siapapun.


Sekarang Mahfud diusung jadi Capres PKB, dia mengaku banyak belajar tentang demokrasi sesungguhnya dari Gus Dur. “Dari situ kemudian saya belajar sehingga saya simpulkan cerita tentang Gus Dur apa yang saya bawa dari amanat Gus Dur adalah ikon NU terkemuka. Amanat seperti ditulis dalam spanduk depan amanat yang dibawa pikirannya Gus Dur adalah ahlussunnah wal jamaah,” ungkapnya.


Sumber: Merdeka.com



Source: http://id.berita.yahoo.com/gus-dur-tak-belajar-tapi-saya-bisa-jadi-190100702.html






via HeniPutra.Net http://heniputra.net/gus-dur-tak-belajar-tapi-saya-bisa-jadi-presiden.html

0 Response to "Gus Dur: Tak belajar, tapi saya bisa jadi presiden"

Posting Komentar

Bagaimana menurut kamu??? hmmmmmmmm @_^;