Tekan impor, Dahlan minta Perum Peruri produksi kertas uang


MERDEKA.COM. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, meminta Perum Peruri untuk memproduksi kertas bahan dasar pembuatan uang sendiri. Sebab, selama ini, proses percetakan uang telah menghabiskan uang triliunan Rupiah untuk mengimpor kertas tersebut.


“Yang kedua saya minta yang penting Peruri karena labanya baik, kerjanya baik, uang banyak, tentu jangan sampai nganggur. Saya minta informasi, karena sekarang ini Indonesia masih impor kertas apa saja.

Kalau bisa Peruri membuat kertas yang selama ini impor,” ujar Dahlan usai rapim di Perum Peruri, Jakarta, Kamis (6/2).


Menurutnya, perusahaan pelat merah tersebut telah mencetak laba mencapai Rp 1 triliun. Dana tersebut harus diputar untuk memproduksi sendiri produk kertasnya. Ditambah, Perum Peruri memiliki SDM, dan lahan yang memadai untuk memproduksi kertas sendiri.


“SDM punya, lahan punya, uang punya, tinggal teknologi, itu kan bisa beli. Saya dengar karena nilai impornya triliunan, itu kan lebih berharga kalau dibuat dalam negeri. Kalau swasta kan agak sulit,” terangnya.


Pria kelahiran Magetan, Jawa Timur ini mengatakan Perum Peruri dapat meringankan defisit neraca perdagangan negara jika bisa memproduksi kertas sendiri.


Sementara itu, Dirut Perum Peruri, Prasetio mengaku selama ini yang melakukan impor kertas adalah Bank Indonesia. BI melakukan impor kertas sekitar 5000-6000 ton per tahun. “Selama ini yang impor Bank Indonesia,” jelasnya.


Sebelumnya, Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto mengakui saat ini impor kertas Indonesia masih jauh lebih besar dibandingkan ekspor. Kebutuhan kertas dalam negeri yang terus meningkat menyebabkan impor juga meninggi.


Menurut Panggah, salah satu penyebab kondisi ini terjadi karena banyaknya institusi pemerintah maupun swasta yang menggunakan produk kertas luar negeri. Salah satunya adalah Bank Indonesia (BI) yang mengimpor kertas Rp 600 miliar setahun untuk mencetak uang.


Selain BI, kertas impor juga digunakan oleh KemenkumHAM dan Kemenkeu dalam membuat buku passport dan pita cukai.


“Ketika kita telusuri mana produk kertas impor sebenarnya kita bisa substitusi dengan produk dalam negeri. Kita dorong memakai produk dalam negeri. Kertas uang Rp 600 miliar per tahun diimpor oleh BI. Kalau bisa BI gunakan kertas perusahaan dalam negeri yang mampu memproduksi layaklah jadi kertas substitusi nanti,” ucap Panggah di Jakarta.


Menurut Panggah, cara seperti ini bisa menekan impor kertas Indonesia dan membantu memperbaiki defisit perdagangan yang terus terjadi. Panggah mengimbau semua institusi, termasuk bank sentral, agar menggunakan kertas dalam negeri.


“Ini upaya menekan defisit perdagangan, belum lagi belanja kertas passport dan sebagainya. Kalau gunakan kertas dalam negeri bisa memperkecil defisit perdagangan,” tegasnya.


Bukan hanya itu, Panggah menyebut Indonesia sangat berpotensi untuk mencetak kertas yang berkualitas. Salah satunya adalah tanaman bahan baku kertas yang panennya 5 tahun lebih cepat dibandingkan tanaman negara lain.


Untuk mendukung ini, Panggah juga merencanakan memberikan tax holiday untuk industri kertas karena ini merupakan industri pioner. “Mereka layak mendapatkan tax holiday. Niat kita industri pulp dan kertas jadi andalan. Dalam waktu singkat pemberlakuan SVLK bagi produk kertas impor segera kita terapkan. Tinggal deal Kemenperin dan Kemendag,” tutupnya.


Baca juga:

Menperin sebut impor ponsel berkurang

Ini penyebab tingginya impor pangan versi ahli pertanian

Lika liku uang baru NKRI


Topik pilihan: Joop Ave Meninggal | Kasus Tayangan TV | Berita unik | Flappy Bird | Top List


Sumber: Merdeka.com



Source: http://ift.tt/1esQejh






via HeniPutra.Net http://ift.tt/1jhJUNz

0 Response to "Tekan impor, Dahlan minta Perum Peruri produksi kertas uang"

Posting Komentar

Bagaimana menurut kamu??? hmmmmmmmm @_^;