Data Radiasi di Jakarta dan Bali Dapat Dilihat oleh Masyarakat


Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo


TRIBUNNEWS.CM, TOKYO – Data radiasi dapat diperoleh cuma-cuma di internet. Apabila ada pengumpul data, bisa bekerja sukarela, maka terkumpullah data semua tempat di dunia.


Sayang dari Indonesia data ini belum ada dan baru satu orang Indonesia yang akan memulai mengumpulkan data tersebut, setidaknya Jakarta dan Bali mulai 10 Februari mendatang. Namun hasil radiasi baru bisa dilihat Maret 2014 di internet, khusus mengenai radiasi di Jakarta dan Bali.


Lepas dari hal itu, baiklah kalau kita tarik ke belakang sejarah pendataan radiasi dunia ini oleh kalangan sukarelawan di Tokyo, khususnya oleh Yayasan Safecast yang mendapat dana dari para donatur dunia dan dari dua Lembaga pendanaan di Amerika Serikat. Tapi hasil kerja untuk semua kepentingan manusia.


“Kami memang mendapat dana dari para donatur dan ada dua Lembaga pendanaan di Amerika Serikat. Sampai kapan pun tidak akan komersial dan memang Yayasan (NPO Houjin) Safecast ini juga non profit,” papar Pieter Franken, lulusan Delft University of Technology, khusus kepada Tribunnews.com malam ini (5/2/2014) di Kantor Safecast di daerah Shibuya Tokyo.


Pada awalnya Pieter sangat prihatin dengan meledaknya radiator nuklir di Fukushima 11 Maret 2011 seiring dengan bencana alam gempa bumi 9 skala Richter dan tsunami.


Dia ingin tahu dampak ledakan dan radiasi di sana dan ternyata luar biasa. Kaget setelah mendata radiasi di Fukushima tingkatnya empat kali lebih besar daripada yang diumumkan pers di Jepang.


Pieter menemukan alat pendeteksi radiasi iGeigie, yang ukurannya kecil bisa digabung dengan iPhone. Dari alat ini kini terkumpulah sedikitnya 15 juta data yang dikumpulkan dari berbagai negara terutama Jepang mengenai radiasi yang ada saat ini.


“Pemerintah Jepang apakah punya atau tidak, kami tak tahu, tetapi siapa pun bisa melihat data ini di internet gratis dan dapat mengunduhnya juga gratis. Jadi kalau Pemerintah Jepang mau memperoleh data ini dengan mudah bisa diperoleh dari internet, semua gratis dan terbuka, open source bagi siapa pun, karena memang dimaksudkan untuk semakin menyadarkan semua orang akan keberadaan dirinya dengan kadar radiasi seberapa besar di tempatnya, bisa diketahui segera lewat data ini,” paparnya.


Daerah lain yang menarik juga memiliki radiasi tinggi adalah Hong Kong, karena ternyata di sana tampaknya ada terdeteksi semacam uranium, sehingga radiasi ternyata cukup tinggi.


Dengan demikian dengan membawa alat kecil pendeteksian pengumpulan data ini ke mana-mana, dengan mudah data terkumpul dan dengan mudah bisa terkoneksi ke satelit dan diperbaharui otomatis, serta siapa pun bisa tahu berapa jauh tingkat radiasi di suatu daerah.


Bagaimana proses pengumpulan data? Siapa pun secara sukarela bisa membantunya, pihak Safecast akan meminjamkan alat ini lalu sukarelawan jalan biasa di suatu tempat, alat itu terkoneksi dengan satelit setempat otomatis, semacam navigasi, mendeteksi dan mencatat langsung lokasi dan mendeteksi tingkat radiasi setempat segera, masuk ke chip kecil data. Di markas besar Safecast bisa dimasukkan data tersebut ke komputer utama, lalu langsung ketahuan daerah yang bersangkutan dengan tingkat radiasi seberapa besar.


Biaya pembuatan satu alat pendeteksi mini tersebut saat ini sekitar 450 dolar AS, “Dulu saat pertama kali saya buat mencapai ribuan dolar AS, mahal sekali, kini sudah semakin simpel semakin kecil dan semakin murah, kita buat ratusan alat serupa untuk disebarkan mencari data ke berbagai tempat.”


Setelah pengumpulan data seorang sukarelawan di Indonesia Februari ini, Maret mendatang bisa dilihat siapa pun di dunia, gratis lewat internet Safecast mengenai tingkat radiasi di Indonesia, terbuka untuk umum.


Sata ini data yang ada ternyata barulah Malaysia bagian selatan, Amerika Serikat, terutama Jepang, HongKong dan sebagian daerah di Timur Tengah, “Kelengkapan tergantung pengumpulan data ke lokasi yang bersangkutan ada orangnya atau tidak. Satu kali data dinyalakan bisa tahan 40 jam dan terkumpul sekitar 20.000 data, lalu bisa diisi kembali baterainya lewat koneksi ke USB komputer. sangat sederhana,” paparnya.


Baca Juga:


Fenomena Jokowi Tamparan Bagi Orang Pintar


Rumah Kos Digerebek Diduga Tempat Mesum


Perempuan Misterius Beri Tip Rp 180 Juta ke Pelayan Restoran



Source: http://ift.tt/1kctZk2






via HeniPutra.Net http://ift.tt/LyIiQI

0 Response to "Data Radiasi di Jakarta dan Bali Dapat Dilihat oleh Masyarakat"

Posting Komentar

Bagaimana menurut kamu??? hmmmmmmmm @_^;