Tetap Teguh, Mualaf Ini Diusir dan Digunduli... Tetapi Charoline Tetap Bertahan Dalam Islam Karena Ingat Perjuangan Rasulullah SAW

ilustrasi

Allah memberikan ujian kepada hamba-Nya guna menguji seberapa kuat keimanan serta rasa cintanya kepada Allah. Setiap makhluk pasti akan diuji sesuai dengan porsi dan kapasitasnya masing-masing.

Charoline (bukan nama sebenarnya), berjuang untuk tetap teguh memeluk agama Islam. Meskipun sejak awal banyak ujian yang dirasakannya.

Dia sangat yakin dengan agama Islam yang diyakininya. Wanita yang berasal dari Medan ini memeluk agama Islam pada usianya 17 tahun.

Charoline tumbuh dan besar di lingkungan gereja. Ayahnya seorang pendeta. Sejak kecil, ia juga sering bertanya asal-muasal manusia.

“Saya lahir dari seorang ibu.  Ibu saya lahir dari seorang ibu berarti itu nenek saya dan nenek saya lahir dari ibunya begitu seterusnya. Saya sering bertanya asal manusia dari mana tapi orang tua saya menjawabnya dari sperma, saya bertanya siapa yang menciptakan sperma itu?  saya bertanya terus akhirnya saya dimarahi,” ungkap Charoline saat berbincang dengan Republika.co.id belum lama ini.

Beranjak dewasa Charoline semakin kritis. Sering,  ia berpikir mengapa ada istilah anak Tuhan. Selalu bertanya soal itu, Charoline justru tak mendapatkan jawaban yang memuaskan.

“Rata-rata jawaban mereka, Yesus adalah juru selamat dan penebus dosa manusia. Ditanya kenapa, mereka tak bisa menjawab dan menyuruh saya cukup meyakini,” kenang dia.

Pada tahun 1982, keluarganya pindah ke Jakarta. Mayoritas warga lingkungan rumahnya beragama Islam, rumah keluarganya pun berdekatan dengan Masjid.

Sering ia melihat orang-orang yang menuju Masjid  melaksanakan shalat. Pertama kali melihat, hatinya bertanya kenapa kumandang azan begitu dahsyat sampai menggerakan banyak orang untuk menuju masjid.

“Awalnya memang saya merasa terganggu dengan suara azan, apalagi kamar saya di atas tepat sekali speaker masjid menghadap ke kamar saya. Apalagi kalau subuh, itu membangunkan saya. Karena di daerah yang dahulu masjid tidak ada, semua lingkungan gereja tapi di sini berbeda.” Katanya.

Sedari awal Charoline tahu ketuhanan setiap agama itu berbeda-beda. Charoline tergerak ingin mengetahui lebih dalam tentang keyakinan umat Islam. Suatu ketika, usai umat Muslim melaksanakan shalat Masjid, Charoline memberanikan diri untuk datang ke Masjid. Kebetulan saat itu ada pengajian.

“Pertama kali saya masuk masjid hati saya rasanya beda, seperti tenang dan nyaman. Apalagi ketika melihat ibu-ibu pakai mukena seperti ada kecerahan diwajahnya, saya terus memperhatikan dan mendengarjan pengajian itu walaupun saya tidak tahu apa yang dibaca mereka.” kenangnya.

Setelah pengajian selesai. Orang-orang kembali melaksanakan shalat. Charoline terus memperhatikan mereka.

Menurutnya, dia sangat takjub melihat kekompakan umat Muslim ketika sholat yang mengikuti satu komando, yaitu imam. Sejak saat itu, dia tertarik untuk mengatahui tentang agama Islam.

Charoline mulai mempelajari Islam lewat buku. Dibacanya buku tentang shalat. Dia harus sembunyi-sembuyi membaca buku-buku Islam, sampai dia mengunci pintu karena takut ketahuan.

“Dari buku itu aku mulai mempelajari tentang azan dan banyak dituliskan nama Allah. hati saya tersentak ketika membaca tulisan ‘Tiada Tuhan selain Allah’ dan kalimat lain yang menyebutkan bahwa tiada yang patut disembah selain Allah,"

"Saya terus bertanya mengapa tidak boleh ada yang disembah selain Allah? sejak saaat itu saya mulai memebranikan diri untuk datang ke Masjid dan bertanya kepada ustadz, meskipun saya harus sembunyi-sembunyi dari keluarga karena saya takut ketahuan.” Kata Charoline.

Dia belajar dengan seorang ustaz. Karena ustaz tersebut membatasi diri dengan perempuan akhirnya Charoline dituntun oleh istri ustaz tersebut.

“Saya banyak bertanya dengan Umi tentang Allah, Umi mengatakan kalau Allah itu adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak beranak dan tidak diperanakan. Lalu saya bertanya tentang anak Tuhan yang diyakini oleh agama saya yang dulu, Umi menjawab kalau itu sebenarnya adalah nabi Isa kalau dalam Islam,” kata dia.

“Dan dia bukanlah anak Tuhan, memang dia lahir dari rahim Maryam wanita suci tapi sesungguhnya Allah meniupkan ruh nabi Isa untuk menunjukan kekuasaanya serta untuk menguji Maryam, walau banyak yang menuduh Maryam berzinah tapi Maryam tetap tawakal kepada Allah dan dia di jaga oleh Allah. Tapi Maryam sendiri tidak menganggap Isa itu adalah anak Tuhan,” ungkap Charoline.

Jawaban itu cukup membuat Charoline puas, meskipun belum sepenuhnya dia percaya. Dia terus mempelajari tentang ketuhanan dan dia pun diberikan tafsir oleh gurunya tersebut.

Dia membaca terjemahannya saja dan meresapinya, setiap kali dia tidak memahami dia langsung bertanya kepada gurunya tersebut dan dia bandingkan dengan keyakinannya.

Menurutnya, dari Islam dia mendapatkan semua jawaban atas kejanggalan yang dia rasakan selama ini.

“Saya tersentuh setiap kali membaca lafaz Allah, hati saya seperti terisi karena selama saya hidup 16 tahun hati saya merasa kosong meskipun saya berdoa. Saya takjub karena dalam Islam semua doa itu diajarkan dan kompak tidak beda-beda, misalnya dia untuk orang tua itu sudah diajarkan dan artinya sangat luar biasa.” Jelasnya.

Selama setahun mendalami agama Islam, Charoline meyakini Islam-lah yang paling sempurna. Akhirnya dia memutuskan untuk bersyahadat dibimbing ustaz dan Umi. Hatinya sangat lapang setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, dia merasakan kebahagiaan yang tidak bisa dijelaskan.

Apalagi ketika dia mendapatkan nama Siti Hajar dari ustad, dengan harapan keteguhan hati Charoline akan seperti Siti Hajar tetap taat kepada Allah dan patuh kepada suaminya yang shaleh, ketika dia sudah menikah nanti.

“Saya mulai diajarkan shalat oleh Umi, hati saya rasanya terharu karena bisa memenuhi panggilan Allah ketika azan. Meskipun beberapa minggu saya masih mencontek dari buku ketika sholat. sejak awal saya belajar shalat sampai saat ini pun saya sering menangis setiap kali sholat karena saya merasa bersyukur diberi nikmat yang luar biasa oleh Allah,”katanya.

Charoline yang sering mengunci kamar dan menyendiri membuat orang tuanya curiga. Setiap kali ditanya kenapa dia berubah Charoline selalu mengelak. Orangtuanya yang curiga diam-diam mencari tahu penyebab Charoline sering dikamar.

“Waktu itu saya lagi shalat Isya, Qadarullah saya lupa mengunci pintu. Waktu saya lagi rukuk rakaat kedua, tiba-tiba ayah saya berteriak dan membanting pintu, saya terus melanjutkan shalat. Ayah saya menarik mukena dan menyeret saya ke lantai bawah. Saya ditampar, d pukuli habis-habisan,” kata dia.

“Tidak ada yang membela saya, ibu dan adik-adik menjadikan saya tontonan. Meskipun saya tahu sebenarnya ibu saya menangis tapi dia tidak berani menolong saya. Berulang kali ayah saya bertanya apakah saya Islam atau saya main-main saja, setiap kali saya jawab saya sudah Muslim dia memukul saya,” kata dia.

“Tapi saya tidak membuat perlawanan apapun karena saya tahu walau bagaimanapun dia adalah orangtua saya kalau saya melawan saya berdosa. Berkali-kali dia mengatakan saya bodoh dan jangan main-main dengan iman tapi saya selalu jawab saya yakin dengan keislaman saya. “

“Ayah saya menyeret saya ke belakang dan menggunduli rambut saya, saya hanya bisa menangis. Yang saya yakini Allah selalu ada untuk saya, perjuangan Nabi Muhammad pun sangat berat untuk memperjuangkan agama Islam, setiap kali rasa sakit di tubuh saya rasakan saya lawan itu semua dengan dzikir dan mohon ampun atas kekhilafan ayah saya” ungkapnya.

Tidak sampai disitu, ayahnya pun mengusirnya. Charoline pun meninggalkan rumah tanpa uang sepeser pun. Dia pun sempat menjadi tontonan orang-orang yang melihatnya, tapi ada tetangganya yang menolong dan dia meminta diantarkan ke rumah Umi.

Beberapa hari dia tinggal di rumah Umi, kemudian dia dititipkan ke pesantren di daerah Bogor semua itu atas permintaan Charoline karena dia ingin mendekatkan diri kepada Allah dan untuk keselamatannya.

Dia sangat yakin kalau suatu saaat keluarganya pasti akan datang untuk memaksanya kembali ke Nasrani. Selama tiga tahun dia memantapkan keislamannya di pesantren lalu kembali lagi ke Jakarta dengan maksud untuk mengunjungi keluarganya karena dia sangat rindu.

Tapi keluarganya sudah pindah, dia mendapat kabar dari salah seorang teman gerejanya dahulu kalau keluarganya sangat malu karena Charoline berpindah agama. Sampai saat ini dia tidak pernah bertemu dengan keluarganya meski sudah mencarinya tapi belum juga berjumpa.

“Saya selalu berdoa kepada Allah agar Allah memberikan mereka hidayah, setidaknya walaupun didunia kami terpisah tapi kami bisa bertemu di surga-Nya.” Ungkapnya.

Charoline yang sangat mencintai Islam. Dia berusaha untuk melahirkan generasi Islam dengan mendidik anak-anaknya pada agama Allah agar menjadi pejuang agama Allah. Selain itu, dia pun mendirikan sekolah TK Islam, menurutnya ketauhidan dan ilmu agama itu harus ditanamkan sejak kecil dan anak-anak itulah yang nantinya menjadi generasi Islam.

Sumber; rol

0 Response to "Tetap Teguh, Mualaf Ini Diusir dan Digunduli... Tetapi Charoline Tetap Bertahan Dalam Islam Karena Ingat Perjuangan Rasulullah SAW"

Posting Komentar

Bagaimana menurut kamu??? hmmmmmmmm @_^;