Hati-hati dalam Berusaha dan Menghindar dari yang Haram (1)



Ekonomi Islam

Sabtu 17 Rejab 1435 / 17 Mei 2014 13:00




ALLAH SWT memerintahkan kepada kita untuk berusaha. Hal itu semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya selama di dunia. Terutama bagi para pria yang mempunyai kewajiban memberi nafkah kepada keluarganya. Namun, dalam berusaha kita harus berhati-hati. Kita juga harus bisa menghindar dari apa yang diharamkan oleh Allah SWT.


Al Faqih berkata: Muhammad bin Dawud menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Abu Hafs menceritakan kepada kami dari Sa’id bin Qatadah ra, dimana ia menuturkan kepada kami bahwasanya Nabi saw. bersabda:


“Seandainya kamu menghendaki, niscaya aku bersumpah bahwa pedagang itu tidak jujur.”


Qatadah juga mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda:


“Aku heran kepada pedagang, bagaimana ia bisa selamat (karena) siang hari ia bersumpah dan malam harinya ia menghitung-hitung.”


Al Faqih berkata: Hamzah bin Muhammad menceritakan kepada kami, Abul Qasim Ahmad bin Ham menceritakan kepada kami dari Nushair bin Yahya, dimana ia berkata, “Kami mendapatkan keterangan dari para ulama bahwa dunia dan agama ini tidak bisa berdiri tegak, kecuali dengan empat kelompok manusia, yaitu: umara (penguasa), ulama, ahli perang dan pengusaha.”


Al Faqih berkata: Saya mendengar salah seorang zahid yang menafsirkan keterangan di atas, dimana ia berkata, “Penguasa itu adalah yang melindungi rakyat, ulama itu merupakan ahli waris para nabi, dimana mereka menunjukkan masyarakat ke jalan akhirat dan masyarakat mengikuti petunjuknya, ahli perang adalah tentara Allah untuk memerangi orang-orang kafir, dan pengusaha adalah orang-orang yang dipercayai oleh Allah untuk melayani kebutuhan masyarakat.” Kemudian ia menjelaskan, “Penguasa dan ulama adalah orang-orang yang menjaga keamanan, namun apabila mereka bersikap rakus dan sombong, maka keadaan masyarakat tidak akan tenang; dan pengusaha bila berkhianat, maka masyarakat itu tidak akan tentram.”


Salah seorang cendekiawan berkata, “Apabila seorang pedagang tidak memiliki tiga sifat, maka ia akan rugi di dunia dan di akhirat. Ketiga sifat itu, adalah:


1. Lisan yang bersih dari dusta, omong kosong dan sumpah.


2. Hati yang bersih dari menipu, khianat dan dengki.


3. Pribadi yang selalu mendatangi shalat Jum’at, jama’ah dan pengajian, serta mementingkan untuk mencari ridha Allah atas yang lainnya.


Dari Ali bin Abu Thalib, bahwasanya ia berkata, “Seorang pedagang itu tidak mendalami masalah agama, maka ia akan terjerumus ke riba.”


Umar bin Khathab berkata, “Barangsiapa yang tidak mendalami masalah agama, maka jangan sekali-kali ia berdagang di pasar kami.”


Sufyan Ats Tsauri berkata, “Janganlah kamu melihat pakaian orang-orang pasar, karena di bawah pakaian mereka ada serigala.” Ia juga berkata, “Hati-hati terhadap tetangga yang kaya, pembaca al-Qur’an yang di pasar dan ulama pemerintah.”


Diceritakan dari Muhammad bin Syimal, bahwasanya ketika masuk pasar, ia berkata, “Wahai orang-orang yang berada di pasar, bila pasarmu kacau, barang daganganmu busuk dan tetanggamu dengki maka tempat kembalimu adalah neraka.”


Dari Ibnu Abbas ra, bahwasanya ia berkata, “Mencari barang yang halal itu lebih berat daripada memindahkan bukit ke bukit yang lain.” [Sumber: Terjemah Tanbihul Ghafilin/ Karya: Abu Laits As Samarqandi]


Redaktur: Rika Rahmawati













Source: http://ift.tt/1ozCmrR


Category: World, headline, jaisyul islam, Malihah


0 Response to "Hati-hati dalam Berusaha dan Menghindar dari yang Haram (1)"

Posting Komentar

Bagaimana menurut kamu??? hmmmmmmmm @_^;