Habis Cabe-cabean, Terbitlah Pelecehan Seksual



Kolom Mahasiswa

Selasa 28 Jamadilakhir 1435 / 29 April 2014 08:24




Oleh: Fitria Miftasani


MIRIS. Berhari-hari media cetak dan elektronik memberitakan sebuah berita yang senada; kekerasan seksual. Bermula dari terungkapnya kasus pelecehan terhadap seorang anak TK di JIS, bermunculan pula kasus-kasus yang lain dari seluruh pelosok negeri.


Bak fenomena gunung es, bisa jadi kasus yang muncul ke permukaan hanya sebagian kecil karena sangat memungkinkan kasus yang tidak terungkap lebih banyak lagi. Setiap orang tua mulai dihantui ketakutan akan anaknya menjadi korban pelecehan.


Dampak dari pornografi ini sedemikian mengerikannya, sehingga tak mengenal batas usia. Dari mulai balita hingga tua renta pernah diberitakan menjadi pelaku atau korban dari pelecehan seksual ini. Kita sangat perlu waspada dan berperan untuk memperbaiki kondisi yang ada.


Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa pornografi dan pornoaksi merupakan penyebab dari timbulnya hal ini. Batasan yang tidak jelas dalam undang-undang menjadikan pemberantasan keduanya menjadi lebih sulit. Pornografi dan pornoaksi juga merupakan lahan subur yang menjanjikan bagi para awak media hiburan. Sekedar rok atau pakaian mini sudah tidak lagi dianggap tabu dan tidak ada yang mempermasalahkan. Pemberantasan keduanya harus dilakukan oleh semua lini, baik itu mulai dari individu, masyarakat, dan negara yang memiliki kekuatan regulasi.


Semua pun sudah memahami bahwa ketika otak sudah disusupi materi berbau pornografi, maka cara kerja otaknya akan berubah mengikuti cara kerja otak hewan. Terlebih jika dia sudah kecanduan akut terhadapnya. Tak ada lagi akal sehat, tak ada bisa lagi berpikir secara jernih. Sudah banyak penjelasan ilmiah tentang hal ini, yang sama-sama menunjukkan bahwa pornografi dan pornoaksi adalah dua hal yang sangat berbahaya bagi manusia.


Ada banyak sekali peran yang bisa kita lakukan. Pertama, sebagai individu dan bagian dari masyarakat. Kita perlu memberikan edukasi kepada anak-anak kita, saudara, dan masyarakat pada umumnya, tentang batasan-batasan aurat, cara menutup aurat yang benar, pengaturan interaksi antara pria dan wanita yang sudah sangat jelas diterangkan dalam Islam.


Misalnya, Islam memerintahkan para wanita untuk menggunakan jilbab yakni pakaian menjulur yang tidak transparan dan tidak ketat, serta menutup rambutnya dengan khimar atau kerudung sampai ke dada. Kita semua tahu bahwa kecenderungan seksual sangat dimungkinkan muncul apabila melihat aurat lawan jenis. Islam sudah memberikan aturan yang lengkap untuk mencegah hal ini. Pengaturan interaksi dengan lawan jenis dalam Islam juga tidak membolehkan pria dan wanita berdua-duaan tanpa disertai dengan mahram dan tanpa keperluan yang diizinkan oleh syara’. Karena kejahatan juga dapat timbul karena adanya kesempatan.


Siapapun Anda, apakah seorang guru, ibu, mahasiswa, pekerja, semua harus berperan dalam mencegah tersebarnya virus pornografi. Upaya mencerdaskan masyarakat terutama anak-anak dan remaja yang masih perlu bimbingan jangan pernah berhenti. Karena dampak kerusakan masyarakat tidak hanya akan mengenai pelaku kemaksiyatan, namun juga akan menimpa kita jika kita tak berupaya merubahnya.


Kedua, peran masyarakat. Sudah selayaknya bagi kita untuk sama-sama mengawasi lingkungan tempat kita berada. Sikap apatis yang dilakukan tidak akan menyelesaikan masalah. Harus ada peran amar ma’ruf nahyi mungkar atau menyampaikan yang benar dan mencegah hal yang salah. Tidak ada salahnya kita menegur atau mengingatkan ketika kita melihat sebuah kemungkaran. Remaja yang berdua-duaan, remaja yang menggunakan pakaian mini, serta hal-hal lainnya.


Ketiga, peran pemerintah. Bagaimanapun kita tak dapat mengontrol anggota keluarga kita selama 24 jam. Apalah artinya pengawasan yang ketat di rumah, jika di luar sana banyak hal yang mengancam. Perlu adanya regulasi yang tegas dan ketat tentang media hiburan dan iklan-iklan di televisi. Hentikan program hiburan yang minim manfaat dengan cerita klise tentang percintaan remaja, dibumbui dengan adegan-adegan yang tidak pantas, serta pakaian-pakaian wanitanya yang kurang sopan.


Media hiburan ini akan dijiplak habis oleh remaja kita tanpa saringan. Pada akhirnya kita akan terbiasa dengan tampilan pornografi dan pornoaksi. Naudzubillah…


Terakhir, proses jangka panjang, bahwasanya kerusakan yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh pornografi. Hal ini merupakan mata rantai yang saling berkaitan satu sama lain dari mata rantai ideologi, politik, sosial, budaya, hukum dan keamanan. Oleh karena itu tidak bisa dilakukan perubahan secara parsial untuk mengatasi problematika ini. Salah satu solusinya adalah diterapkannya sistem Islam secara kaffah dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyah. Wallahu’alam bishowab. []


Redaktur: Saad Saefullah













Source: http://ift.tt/1mTopSJ


0 Response to "Habis Cabe-cabean, Terbitlah Pelecehan Seksual"

Posting Komentar

Bagaimana menurut kamu??? hmmmmmmmm @_^;