Meskipun tahun 2013 adalah tahun yang sibuk bagi dunia startup di Asia Tenggara, beberapa upaya telah meningkatkan jumlah investasi yang terjadi di wilayah ini dan membuat kita menilai apa yang menarik bagi investor di ekosistem startup Asia Tenggara.
Tech in Asia secara perlahan mulai mengambil langkah dalam hal analisis data tersebut. Di Techlist, platform baru kami yang menghubungkan investor dengan startup, kami melacak data investasi, baik investasi awal maupun investasi ekuitas, di ranah mobile dan web.
Total, kami melacak 151 investasi di Asia Tenggara, dan 87 di antaranya memiliki jumlah yang dirahasiakan. Total nilai investasi yang terjadi di Asia Tenggara mencapai USD 645 juta. Berikut adalah hal-hal yang kami temukan dari pengamatan data tersebut:
1. E-commerce, terutama untuk bidang fashion, mendominasi.
Jika Anda juga mengikuti dunia startup di Asia Tenggara, Anda tidak perlu data apa-apa untuk mengetahui fakta ini. Mobile commerce sudah menjadi pembahasan utama di dunia teknologi di tahun 2013, dan jika melihat kesuksesannya, tampaknya industri ini tetap akan menjadi topik utama di tahun 2014.
Tapi dengan memvisualisasikan data tersebut, fakta yang ada akan terlihat lebih jelas. Dari USD 645 juta yang diinvestasikan untuk perusahaan internet, USD 593 juta (92 persen) di antaranya diberikan kepada perusahaan yang ada hubungannya dengan e-commerce.
Kami memisah e-commerce ini ke dalam beberapa kategori antara lain toko online, pembayaran, marketplace C2C, dan flash sale. Mayoritas investasi e-commerce tampaknya ada di fashion pria dan wanita, dengan fashion wanita tentunya memiliki angka penjualan yang lebih tinggi.
Retail online, yang menjual barang kepada pembeli, juga memperoleh investasi dalam jumlah besar, sementara flash sales juga mendapatkan investasi dalam jumlah yang cukup besar.
2. Total investasi yang diterima Rocket Internet lima kali lebih besar dibanding total investasi lainnya.
Angka di atas sudah termasuk jumlah investasi yang diterima Rocket Internet yang berjumlah USD 505 juta, sementara sisanya berasal dari perusahaan VC, investasi tahap awal, dan angel investor. Tapi meskipun Rocket Internet dihapus dari data, e-commerce tetap menerima banyak investasi, yaitu USD 88,4 juta dari USD 140 juta (65,2 persen).
Ini menunjukkan bahwa bisnis e-commerce sangat bergantung pada modal dan cukup rumit. Selain membuat front-end yang bagus, startup e-commerce harus membangun infrastruktur lain seperti logistik, pembayaran, dan alat manajemen inventaris. Meskipun banyak dari hal tersebut dibangun dan dijalankan secara tertutup (seperti Rocket Internet dan Redmart), beberapa startup seperti Anchanto di Singapura, Qwikwire di Filipina, dan aCommerce di Thailand mencoba masuk ke pasar dengan menawarkan infrastruktur sebagai sebuah produk layanan mereka.
Karena banyak investasi e-commerce digunakan untuk membangun infrastruktur dan pembangunan perusahaan retail tahap awal, kami memprediksikan bahwa perusahaan e-commerce tetap akan mendominasi investasi di tahun 2014, karena proses pengembangan startup tersebut tentunya akan mahal. Selain itu, investor strategis seperti Rakuten dan SingTel masih ingin menemukan teknologi yang bisa melengkapi ekosistem web mereka.
Karena penghematan biaya dapat diperoleh dengan volume, kita tampaknya akan melihat konsolidasi yang menyamai atau bahkan melebihi aktivitas akuisisi yang terjadi di tahun 2013 di ranah e-commerce ini — salah satu contoh untuk ini antara lain iBuy yang membeli banyak situs daily deal dan SingPost yang mengakuisisi perusahaan e-commerce EK Media seharga USD 947.000.
3. Selain lebih kecil daripada Amerika, ekosistem startup Asia Tenggara juga tidak beragam.
Meskipun banyak yang membahas bagaimana Asia akan menjadi wilayah yang penuh akan peluang, tampaknya VC atau angel investor masih akan menahan diri untuk masuk ke Asia Tenggara. China memperoleh rata-rata total investasi sampai USD 540 juta di tiap kuartalnya di tahun 2013, sementara Amerika sempat memperoleh total USD 9,2 miliar hanya dalam satu kuartal (lebih dari 10 kali lipat dari yang bisa diperoleh perusahaan internet Asia Tenggara), dengan mayoritas jumlahnya diterima oleh perusahaan di Silicon Valley.
Dunia investasi di Amerika juga lebih beragam, dimana investasinya secara merata tersebar ke berbagai sektor. Biotech adalah sektor yang mendapatkan total nilai investasi paling banyak di Amerika, diikuti oleh software. E-commerce, enterprise, dan hardware juga menerima total investasi dalam jumlah yang cukup besar.
4. Industri hardware dan Bitcoin sedikit menonjol di tahun 2013.
Meskipun kecil, beberapa area investasi lain juga mulai mendapat perhatian. Startup hardware berhasil mendapatkan paling tidak USD 4,26 juta, dan banyak di antaranya, seperti Pirate3D dan Vibease, melakukannya melalui crowdfunding melalui Kickstarter atau Indiegogo. Kesuksesan mereka akan menjadi awal yang menentukan apakah crowdfunding akan menjadi sumber pendanaan yang penting bagi Asia Tenggara.
Startup Bitcoin seperti itBit dan GoCoin juga berhasil menarik perhatian investor. Dan terlepas dari fakta bahwa masa depannya belum begitu jelas, kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada mata uang virtual ini di tahun 2014.
5. Investasi besar lainnya
Di ranah lainnya, startup travel mendapatkan paling tidak USD 18,1 juta di tahun 2013, sementara software enterprise, layanan finansial, dan SaaS masing-masing mendapatkan lebih dari USD 10 juta.
Ingin berkontribusi dalam proyek ini? Bergabunglah di Techlist atau hubungi kami.
Source: http://ift.tt/1aVZS7z
via HeniPutra.Net http://ift.tt/19oDLf1
0 Response to "Investasi startup di Asia Tenggara masih berfokus pada e-commerce, fashion, dan wanita"
Posting Komentar
Bagaimana menurut kamu??? hmmmmmmmm @_^;