Dua entrepreneur ini membawa acara TV Indonesia ke seluruh dunia

founder mivo

MIVO adalah startup Indonesia berusia lima tahun yang memungkinkan penggunanya menonton channel TV Indonesia secara online. Ini tentu berguna bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri dan bagi mereka yang memiliki akses yang lebih mudah ke komputer daripada televisi. MIVO berdiri pada tahun 2009 dan kini menjadi bisnis yang menguntungkan dengan lebih dari 50 orang pegawai dan 4,5 juta pengunjung unik tiap bulannya.


Bagaimana MIVO dimulai


Ryan Handoyo dan Budi Yuwono, founder MIVO, sudah saling mengenal sejak sekolah dasar. Mereka mendirikan MIVO setelah mereka lulus dari universitas mereka masing-masing di Kanada dan Australia. Ketika bekerja di perusahaan server data di Australia, Budi melihat sebuah kesempatan dan mengajak temannya untuk ikut serta dalam proyek ini.


Selama berada di luar negeri, saya kangen menonton acara TV Indonesia dan saya pikir banyak masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri juga merasakan hal yang sama. Karena itulah saya memikirkan ide untuk bekerja sama dengan stasiun TV Indonesia dan membuat konten mereka bisa di-stream di MIVO.


Karena baru lulus kuliah, keduanya tidak memiliki modal, dan mendapatkan pendanaan adalah sesuatu yang masih langka saat itu . Budi akhirnya memilih untuk menjalankan bisnis ini dengan dana minimal.


Biaya terbesar MIVO berasal dari server untuk hosting konten. Saya memanfaatkan pekerjaan saya di pusat data untuk memulai proyek ini. Saya meyakinkan perusahaan saya agar mereka mengijinkan saya menggunakan server yang tidak terpakai untuk memulai proyek ini. Perusahaan setuju, karena apa yang saya lakukan tidak akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Berkat itu, biaya awal kami sangat kecil.


Sulitnya memulai sebuah startup


Memulai startup ini tentunya berat – terutama bagi Ryan yang tidak memiliki banyak uang, dan mendapatkan uang dari bekerja lepas di Kanada di waktu luangnya.


Orang tua saya harus meminjam uang untuk menguliahkan saya di luar negeri. Saya ingat saat kami baru saja mulai dan saya tidak punya pemasukan sama sekali. Saya tinggal di kosan selama tiga bulan, dan hanya makan nasi putih dan mi instan. Kadang, teman sekamar saya menawarkan diri untuk membelikan saya serundeng sebagai teman makan nasi. Itu adalah masa lalu yang menyenangkan.


Sejak saat itu, MIVO terus maju. Di tahun pertamanya, perusahaan kami berhasil melewati angka satu juta pengunjung unik, dan balik modal berkat iklan dan biaya kolaborasi dari stasiun TV. Tapi di balik kesuksesan awal ini, MIVO menghadapi tantangan yang lebih sulit.


Memulai perusahaan adalah hal yang sulit, tapi itu tidak jadi masalah, malah menyenangkan. Kami masih muda, kami tidak punya apa-apa, jadi kami hanya bekerja keras sepanjang hari dan bermimpi di malam hari. Sekarang semuanya sudah berbeda. Kami punya sesuatu, kami punya tim dan banyak orang mengamati kami. Tiap gerakan dan keputusan kami mempengaruhi orang lain. Tapi jika kami tidak bergerak, kami akan menjadi satu dari banyak perusahaan teknologi besar yang dilupakan karena menjadi stagnan dan tidak relevan.


Ke depannya, Ryan dan Budi mengatakan bahwa mereka sedang mengerjakan fitur “komentar dalam video” yang akan memfasilitasi interaksi dengan pengguna. Fitur ini juga memiliki pengenal wajah dan nada suara untuk menganalisa sisi emosional pengguna ketika menyaksikan sebuah konten. Secara teori, ini bisa menjadi bahan laporan yang sangat berguna untuk kampanye iklan dan konten video di MIVO.


Terakhir, Ryan dan Budi memberikan nasihat singkat bagi para entrepreneur muda.


Love what you do and do what you love. Melakukan sesuatu yang Anda sukai akan membuat Anda tetap maju.


tim mivo


Source: http://id.berita.yahoo.com/dua-entrepreneur-ini-membawa-acara-tv-indonesia-ke-123037233.html






via HeniPutra.Net http://heniputra.net/dua-entrepreneur-ini-membawa-acara-tv-indonesia-ke-seluruh-dunia.html

0 Response to "Dua entrepreneur ini membawa acara TV Indonesia ke seluruh dunia"

Posting Komentar

Bagaimana menurut kamu??? hmmmmmmmm @_^;