Kita Perlu Gerakan Yasinan Nasional


Minggu, 13/10/2013 06:44:09 | syaiful falah | Dibaca : 46


Surat Yasin


Kita Perlu Gerakan Yasinan Nasional
Oleh Muhammad Al Khaththat


بسم الله الرحمن الرحبم


Umat Islam adalah umat yang dilahirkan oleh Allah Swt sebagai umat terbaik, khairu ummah, lebih baik dari pada kaum Yahudi, Nasrani, Majusi, dan kaum manapun. Allah Swt memastikan hal itu dalam firman-Nya:


كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ



Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
(QS. Ali Imran 110).


Nabi Muhammad saw. sebagai utusan Allah Swt yang ditugaskan membawa Islam sebagai hidayah dan dinul haq telah berhasil membangun umat Islam sebagai umat terbaik. Itu beliau wujudkan setelah berjuang membangun fondasi pemikiran dasar manusia selama 13 tahun di kota Mekkah dengan membacakan ayat-ayat Al Quran dan membersihkan hati manusia dari segala debu kotoran kemusyrikan dan noda-noda tradisi jahiliyah para penyembah berhala, lalu beliau lanjutkan dengan membangun bangunan umat Islam yang berperadaban Al Quran yang diwujudkan dalam masyarakat Islam yang berdaulat di kota Madinah selama 10 tahun.


Umat Islam di kota Madinah, selain melaksanakan sholat jamaah lima waktu secara tertib di Masjid Nabawi, bersemangat dalam membaca, mempelajari, dan mengajarkan Al Quran, bersemangat dalam mempelajari tata cara kehidupan yang diterangkan oleh Nabi Muhammad saw. dari hukum-hukum syariat yang diturunkan oleh Allah Swt sekaligus mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Jiwa revolusioner mereka untuk mengemban kehidupan Islam yang baru diwujudkan dalam format kehidupan mereka dalam negara yang memberikan loyalitas sepenuhnya kepada hukum syariat dan pemerintahan Rasulullah.


Mereka memberikan kesetiaan tertinggi hingga ikut berjuang dalam berbagai peperangan jihad fi sabilillah, yang taruhannya hidup atau mati, untuk melindungi peradaban baru Islam dari serangan tentara Quraisy maupun pasukan sekutu mereka (Jaisyul Ahzab) di antara kaum musyrikin Arab dan Yahudi yang sangat benci kepada Islam dan kaum muslimin.



Refleksi Perjuangan Rasulullah Saw.


Pada hari ini ketika umat mengalami berbagai keterpurukan dalam berbagai aspek kehidupan; ketika politik dikuasai rezim reformasi yang sangat korup sehingga umat kehilangan panutan siapa figur pemimpin mereka; ketika media massa dikuasai oleh Yahudi Nasrani internasional dan antek-anteknya di negeri ini sehingga Islam dan aktivisnya nterus-menerus dijadikan bulan-bulanan; ketika politisi-politisi minoritas sudah berani ngelunjak dan sudah ancang-ancang merebut kekuasaan di negeri ini; ketika ekonomi dan kekayaan umat dikuasai asing dan kaum minoritas sehingga umat sudah diperlakukan sebagai kacung-kacung dan jongos di negerinya sendiri; ketika umat sudah semakin dikikis aqidahnya hingga Islam dalam diri mereka tinggal sebagian ibadah ritual dan sebagian lagi tinggal nama saja sehingga sebagian umat malah menolak syariat Islam dan lebih senang syariat non Islam; sebagian umat malah berpelukan dengan kaum kafir dan memusuhi saudara muslimnya sambil mengatakan saya juga muslim tapi saya tidak mau Islam itu kayak anda; ya ketika umat Islam begitu gandrung dengan cara hidup (lifestyle) kaum kafir sebagaimana disinyalir Nabi saw.; maka perlu dilakukan gerakan nasional untuk kembali kepada cara hidup Nabi Muhamamd Saw., cara hidup yang ditentukan Allah Swt kepada umat akhir zaman, cara hidup Islam!


Saatnya umat Islam diajak kembali hidup secara Islam, melanjutkan kehidupan yang pernah diwujudkan oleh Baginda Nabi Muhammad Saw. (isti’naful hayatil Islamiyyah). Bagaimana caranya?


Untuk itu diperlukan gerakan kembali membaca dan membacakan Al Quran kepada sesama kaum muslimin, perlu gerakan mempelajari dan mengajarkan Al Quran dan hukum-hukum syariat-Nya kepada sesama kaum muslimin, dan perlu gerakan membersihkan dan mensucikan jiwa kita dengan Al Quran dan As Sunnah sehingga hati-hati umat Islam bersih dari segala kotoran pikiran dan gaya hidup apapun yang berasal dari luar Islam. Pikiran dan gaya hidup apapun harus dibersihkan dari nilai-nilai jahiliyahnya dengan pemikiran Islam sehingga apapun fakta yang ada harus dinilai dan distandarisasi dengan pemikiran Islam yang bersumber dari Al Quran dan As Sunnah yang merupakan pusaka dari Baginda Nabi Muhammad saw.


Allah SWT mengabadikan langkah pembangunan umat Islam pertama kali hingga berhasil menjadi umat yang mampu mengungguli Rumawi dan Persia berfirman:


هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ


Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, (QS. Al Jumu’ah 2).


Oleh karena itu, kita perlu mendorong dinamisasi gerakan dakwah dan gerakan mencintai Al Quran pada tradisi gerakan umat Islam yang sudah memasyarakat, misalnya kumpulan atau majelis Yasinan baik dari kalangan bapak-bapak maupun ibu-ibu. Apa yang sudah ada di masyarakat itu menjadi modal untuk kita kembangkan.


Dalam rangka mengikuti pola gerakan pembangunan umat yang dilakukan oleh Rasulullah saw. sesuai yang diabadikan Al Quran di atas, maka kita perlu kaji kembali bagaimana mekanisme Majelis Yasinan atau Majelis Shalawat atau Majelis Dzikir dan Majelis Taklim yang ada untuk kita kayakan agar memenuhi substansi gerakan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.


Dalam Majelis Yasinan, kita melakukan pengayaan bagaimana agar para peserta atau para Yasiner kita tingkatkan kualitas mereka dalam hal membaca dan memahami Surat Yasin sebagai Qalbul Quran, bagaimana kita berikan spirit dakwah dari kisah Habib An Najjar yang ada dalam Surat Yasin, dan sebagainya.


Langkahnya adalah dengan melakukan penataran para pimpinan Majelis Yasinan dengan melibatkan para qari’ dan hafizh Al Quran serta ulama yang mampu membacakan dan menerangkan tafsir surat Yasin. Diharapkan dengan penataran tersebut, tradisi Yasinan diperbaiki dimana para Yasiner tidak hanya mahir membaca Surat Yasin, tapi juga mahir membaca terjemahannya baik per ayat maupun perkata. Di samping itu para pimpinan Majelis Yasinan menguasai sejumlah Tafsir dari Surat Yasin yang ditulis para ulama misalnya Tafsir Jalalain, Tafsir Ibn Abbas, Tafsir Shafwatut Tafaasiir dll.


Dengan pola baru tersebut, diharapkan ada peningkatan kualitas pembacaan, pemahaman, dan penghayatan umat Islam terhadap Surat Yasin sebagai qalbul Quran. Disamping itu forum majelis Yasinan bisa menjadi sarana dakwah Islam untuk menyampaikan masalah halal haram, sistematika ajaran Islam, maupun perkembangan umat Islam yang aktual.


Jika perbaikan format Majelis Yasinan ini dilakukan dan menjadi gerakan seluruh negeri, maka jadilah dia Gerakan Yasinan Nasional (GYN) yang insyaallah akan menjadi gerakan yang sangat kita butuhkan untuk membangun kejayaan Islam dan kaum muslimin di Indonesia khususnya dan di seluruh dunia umumnya. Allahu Akbar! Wallahul must’an.


Baca Juga



  • Tak Punya Malu, AS Keluarkan Daftar Nama ‘Teroris’

  • Pemilu 2014 Muhammadiyah Harapkan Duet Kepemimpinan Islam-Nasionalis

  • Ini Tiga Alasan Penolakan Pembongkaran Masjid Baitul Arif Jatinegara

  • Ketum DDII: Lurah Susan Lebih Banyak Mudharatnya

  • Undangan Pelatihan Relawan Capres Syariah


Source: http://www.suara-islam.com/read/index/8709



0 Response to "Kita Perlu Gerakan Yasinan Nasional"

Posting Komentar

Bagaimana menurut kamu??? hmmmmmmmm @_^;