[106] Muktamar Khilafah di Daerah Kemenangan Segera Datang


Antusiasme masyarakat di berbagai daerah menunjukkan keinginan besar mereka untuk tegaknya syariah dan khilafah.


Fajar kemenangan akan segera hadir, gayung bersambut gegap gempita penegakan syariah dan khilafah telah diterima dari berbagai kalangan baik kalangan santri, pengusaha, intelektual, mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga semuanya menginginkan syariah dan khilafah.


Itulah yang terbukti dalam rangkaian Muktamar Khilafah 2013 di 31 kota di Indonesia. Semangat perjuang terus bergelora, Media Umat edisi sebelumnya telah melaporkan rangkaian Muktamar Khilafah di 14 Kota di bulan Mei.


Lalu, rangkaian Muktamar Khilafah lagi berlanjut di 17 Kota berbeda. Makassar menjadi kota berikutnya menggelar Muktamar Khilafah, sebanyak 50.000 peserta menghadiri acara tersebut.


Dalam opening speech-nya Kemal Idris, DPD HTI Sulawesi Selatan dan Barat mengatakan bahwa khilafah merupakan agenda perjuangan yang utama, perkara penting yang mempengaruhi hidup dan matinya umat Islam.


Di Kepulauan Riau turut perjuangkan tegaknya Khilafah. “Kami kembali menyampaikan seruan kepada seluruh kaum Muslimin agar ikut berjuang untuk menegakkan Khilafah!” ajak Irwan Saefullah, DPP HTI, dalam pidato politiknya pada Muktamar Khilafah, Ahad (19/5) di Lapangan Monumen dan Relief Sejarah Pertambangan Bauksit Kijang Bintan, Tanjungpinang.


Dalam perhelatan yang dihadiri sekitar 775 peserta tersebut tampak hadir tokoh-tokoh setempat. Di antaranya adalah: Syamsir S (Ketua MUI Bintan Timur); Syafrizal (Kepala Sub bagian TU Kemenag Kab Bintan); Fadhil Muslimin (Kapala KUA Kecamatan Bintan Timur) dan Hj Masyithah (Ketua BKMT Provinsi Kepri).


Di hadapan sekitar seribu peserta Muktamar Khilafah Luwuk Banggai, Abu Miqdad menyatakan menerapkan syariah Islam secara kaaffah dalam bingkai Khilafah bukan hanya kewajiban Hizbut Tahrir.


“Kewajiban menerapkan syariah Islam bukan hanya merupakan kewajiban Hizbut Tahrir, Namun merupakan kewajiban seluruh umat Islam,” ungkap pembicara dari DPP HTI dalam pidato politiknya, Ahad (19/5) di pelataran Masjid Agung An Nur, Luwuk.


Ia menyatakan perjuangan Hizbut Tahrir tidak lain hanya mengharapkan ridha dari Allah semata. “Apa yang diperjuangkan HT tidak lain karena dorongan aqidah dan tidak mengharap sesuatu yang lain kecuali ridha Allah,” tambahnya.


Gema takbir menggema di setiap sudut Aula Wisma Donggala. Tampak antusias peserta semakin tak terbendung, setiap pekikan takbir yang diserukan MC disambut dengan lambaian ar-Raya dan al-Liwa. Peserta dari kabupaten pun turut hadir dalam kegiatan muktamar tersebut, dari Poso, Donggala, Parimo, Toli-toli, Buol serta dari Sulbar.


Meskipun matahari semakin naik dan cuaca panas mulai terasa, Ballroom Wisma Donggala tetap ramai dan dipadati oleh peserta Muktamar Khilafah, Ahad (26/5) di Palu. Peserta yang mengantri untuk registrasi pun tak peduli dengan cuaca yang mulai agak panas ini demi turut menyukseskan salah satu acara yang diadakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia.


Pengurus Pondok Pesantren Muhammadiyah, KH Husain Gizi yang menjadi peserta Muktamar Khilafah Sulawasi tengah mengatakan bahwa perjuang penegakan syariah sebuah kewajiban. “Kalau kita merujuk kepada ajaran agama maka penegakan syariah merupakan sebuah kewajiban bukan hanya fardhu kifayah tetapi ini adalah kewajiban yang bersifat fardhu ‘ain,” ujarnya.


Di Banda Aceh berbeda seperti biasanya. Perbedaan ini terjadi karena di stadion diselenggarakan Muktamar Khilafah. Sekitar 5000 warga Aceh padati Stadion Dimurthala, dengan kompak mereka menyerukan yel-yel penegakan syariah Islam kaaffah dalam bingkai Khilafah Islam.


Menurut Ketua DPD I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ferdiansyah Sofyan dipilihnya bulan Mei sebagai bulan diadakannya muktamar ini adalah dikarenakan bulan Mei bertepatan dengan tanggal 28 Rajab 1342 H yakni, tanggal runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah di Turki, yang diruntuhkan oleh Mustafa Kemal atas dukungan Inggris.


“Sejak itulah, umat Islam terpecah belah, tercabik-cabik, terhinakan dan kehilangan institusi yang menjadi pelaksana syariah, pelindung dan pemersatu umat Islam,” ungkapnya.


Di Muktamar Khilafah Pekanbaru Riau, H Abdus Somad, ulama ahli hadits alumni Maroko, mengatakan, solusi segala persoalan umat Islam ini adalah khilafah. Ribuan peserta MK yang memadati halaman Masjid an-nur Pekanbaru, Ahad (26/5).


Pekikan takbir dan seruan penegakan syariah Islam menggema di dalam stadion Stadion Teladan Medan, Ahad (26/5). Panji-panji kebesaran Islam (bendera liwa dan roya) berkibar menyemarakkan kerinduan atas syariat Islam.


Sejumlah orang dengan latar belakang suku yang berbeda, ragam profesi mulai dari pelajar, mahasiswa, dosen, pegawai swasta, pegawai negeri, buruh, karyawan swasta, pengusaha hingga pensiunan, santri, tokoh masyarakat dan ulama, larut dalam kegiatan tersebut.


Di antara peserta, ada yang sudah uzur namun tetap “memaksakan” diri untuk ikut memberi andil bagi perjuangan Islam. Bahkan ada beberapa di antaranya rela bersusah payah dengan kursi rodanya untuk sekadar hadir pada acara itu.


Dalam Muktamar Khilafah Jawa Timur, Ketua DPD I HTI Harun Musa mengajak sekitar 60 ribu warga yang hadir untuk meninggalkan sistem demokrasi. “Seluruh umat Islam sadarlah dan bangkitlah dari keterpurukan selama ini akibat dijajah dengan sistem demokrasi!” pekiknya, saat memberikan pidato pembuka dalam muktamar tersebut, Ahad (26/5) di Stadion 10 Nopember, Surabaya.


Harun pun mengungkapkan berbagai kebobrokan demokrasi. “Telah nyata, demokrasi menjadi biang kesengsaraan rakyat. Demokrasi merupakan biang neokolonialisme, yang menyebabkan umat Islam dijajah oleh asing. Demokrasi merupakan biang korupsi yang menyebabkan anggaran negara dikuras oleh para koruptor,” tegasnya disambut pekik takbir ribuan hadirin.


Di Pontianak, Hizbut Tahrir Indonesia mengajak warga Kalimantan Barat dakwah berjamaah untuk menegakkan Khilafah. “Tanpa mengenal lelah, kita haruslah berdakwah secara berjamaah, membina umat, berjuang bersama umat untuk menegakkan Khilafah. Itulah jalan yang harus ditempuh!” tegas Kurniawan, Ketua Maktab I’lamiy HTI Kalimantan Barat, saat berorasi dalam Muktamar Khilafah, Ahad (26/5) di Auditorium Politeknik Pontianak, Pontianak.


Dalam Muktamar Khilafah di Ternate, DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Dwi Condro Triono membacakan hadits Nabi Muhammad SAW yang mengecam penyeru nasionalisme.


“Bukan termasuk umatku orang yang mengajak pada nasionalisme (‘ashabiyah)!” tegasnya mengutip hadits yang diriwayatkan Abu Dawud, Ahad (26/5) di Ballroom Bela International, Ternate, Maluku Utara.


Selain penyeru, ungkap Dwi Condro, orang yang berperang dan orang yang mati ketika membela ‘ashabiyah juga bukan termasuk umat Nabi Muhammad SAW.


Di Padang, Sekitar 4000 peserta Muktamar Khilafah Sumbar memenuhi Masjid Raya Sumbar, Ahad (26/5) pagi di Padang. Sebagai salah satu bukti bahwa masyarakat minang memang menginginkan perubahan seperti yang diserukan para aktivis Hizbut Tahrir.


Mujiyanto (DPP HTI) menegaskan bahwa secara global, umat Islam menginginkan khilafah. “Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah” ini terlihat di berbagai negeri-negeri Muslim yang bergejolak dengan Arab spring yang masih saat ini berlangsung di Suriah.


Sekitar 5000 warga Bangka Belitung memadati Stadion Depati Amir Pangkalpinang untuk mengikuti acara Muktamar Khilafah (MK) yang dilaksanakan oleh HTI Bangka Belitung, Ahad (26/5).


Acara ini diikuti dengan antusias oleh warga yang berdatangan dari berbagai pelosok Babel. Pekikan takbir dan yel-yel terapkan syariah dan khilafah dari peserta selalu bergemuruh serta diwarnai dengan kibaran bendera Al Raya dan Al Liwa’.


Habib Khalilullah Abu Bakar Al Habsy, Pimpinan Majelis Zikir Imdadul Hadadi Jakarta, menyebutkan dengan hadirnya kaum Muslim dalam Muktamar Khilafah di berbagai daerah menunjukkan keinginan dan kerinduan kaum Mulsimin untuk kebangkitan Islam dan penerapan syariah dan khilafah.


Senada, Farid Wadjdi, DPP Hizbut Tahrir Indonesia, mengatakan umat Islam saat ini telah terpuruk dengan tidak ada lagi institusi yang menerapkan sistem Islam.


“ Sistem yang ada saat ini merupakan buatan manusia dengan mengatasnamakan rakyat dan tanpa Khilafah negeri umat Islam telah terbagi menjadi negara kecil yang sangat mudah diintervensi oleh negara imperialis,” pungkas Farid.[] joy/fatih


Source: http://mediaumat.com/fokus/4956-106-muktamar-khilafah-di-daerah-kemenangan-segera-datang.html



0 Response to "[106] Muktamar Khilafah di Daerah Kemenangan Segera Datang"

Posting Komentar

Bagaimana menurut kamu??? hmmmmmmmm @_^;