Dakwah Nabi Muhammad SAW pada Periode Mekkah (2)



Sejarah Islam

Ahad 16 Syaaban 1435 / 15 Juni 2014 11:00




SETELAH beberapa lama Rasulullah melakukan dakwah secara rahasia, maka turunlah perintah Allah agar beliau melakukan dakwah secara terbuka di hadapan umum. Hal itu dituturkan dalam QS. Al-Hijr ayat 94.


“Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik.”


Langkah pertama yang dlakukan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah secara terbuka adalah mengundang dan menyeru kerabat dekatnya dari Bani Muthalib. Ia mengatakan kepada mereka, “Saya tidak melihat seorang pun dari kalangan Arab yang dapat membawa sesuatu ke tengah-tengah mereka lebih baik dari apa yang saya bawa kepada kalian. Saya bawakan kepadamu dunia dan akhirat yang terbaik. Tuhan memerintahkan saya untuk mengajak kalian semua. Siapakah di antara kalian yang mau mendukung saya dalam hal ini?” Mereka semua menolak kecuali Ali bin Abi Thalib.


Kemudian Nabi Muhammad SAW mengajak masyarakat umum. Mereka mulai mengajak ke segenap lapisan masyarakat, mulai dari masyarakat bangsawan, hingga kelas hamba sahaya. Mula-mula ia menyeru penduduk Mekkah, kemudian penduduk negeri-negeri lain. Pertemuan dengan penduduk Mekkah dilakukan di Bukit Shafa. Dalam pertemuan itu Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa ia diutus oleh Allah untuk mengajak mereka menyembah Allah dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala.


Masyarakat Quraisy tidak percaya sama sekali pada pidato yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, bahkan mendustakan dan mengejeknya. Di antara yang mendustakan itu adalah Abu Lahab dan istrinya. Isi pidato itu antara lain adalah:


1. Peringatan dan ancaman Allah bagi orang yang tidak beriman. Sebaliknya, kenikmatan dan surga bagi orang beriman. Sebaliknya, kenikmatan dan surga bahi orang beriman dan beramal shaleh.


2. Bahwa pada hari kiamat nanti beliau tidak dapat memberikan pertolongan kecuali amal perbuatan manusia itu sendiri yang akan menolongnya.


3. Permohonan kepada keluarganya supaya dapat membantu dan memelihara agama Islam.

Mendengar seruan itu, Abu Lahab berkata kasar, “Kurang ajar kau hai Muhammad! Apakah hanya untuk ini kau kumpulkan kami?” Kemudian Abu Lahab mengambil batu dan melemparkannya ke Nabi Muhammad SAW. Dalam menghadapi peristiwa itu beliau bersikap tenang dan berjiwa besar. Ia hadapi semuanya dengan kesabaran dan tawakal kepada Allah.


Dan peristiwa itu turunlah wahyu Allah yang mengutuk Abu Lahab dan istrinya. (Surah Al-Lahab ayat 1-5).


“1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!


2. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan.


3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka).


4. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).


5. Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.”


Dengan seruan secara terbuka itu, Nabi Muhammad dan Islam menjadi perhatian dan perbincangan di kalangan masyarakat kota Mekkah. Masyaraka Quraisy beranggapan ajaran yang di bawa Nabi Muhammad SAW tidak mempunyai dasar dan tujuan yang jelas. Oleh karena itu, mereka tidak peduli dan berusaha menentangnya habis-habisan hingga agama Islam tersebut lenyap dari muka bumi ini. Selain itu, mereka mulai mengatur strategi untuk mengacaukan kegiatan dakwah Islam dan berusaha menghambat gerak laju perkembangan agama Islam di kota Mekkah dan masyarakat Arab lainnya.


Meskipun begitu, Rasulullah SAW terus berdakwah tanpa mengenal lelah, tidak mempedulikan ejekan dan gangguan yang ditujukan kepadanya dan para sahabatnya yang lain. Bahkan beliau terus berusaha berjuang untuk menegakkan risalah Allah di tengah-tengah kehidupan masyarakat Arab yang tidak baik itu.

BERSAMBUNG


Redaktur: Rika Rahmawati













Source: http://ift.tt/1vjK0Yt


Category: frontpage


0 Response to "Dakwah Nabi Muhammad SAW pada Periode Mekkah (2)"

Posting Komentar

Bagaimana menurut kamu??? hmmmmmmmm @_^;