Kendati menjadi buruan Interpol (Polisi Internasional), Julian Assenge (39) tak gentar. Berbicara dari tempat persembunyiannya di London, Inggris, pria kelahiran Australia itu mengaku akan merilis kembali dokumen-dokumen rahasia pada tahun depan. Kali ini target Wikileaks adalah bank-bank besar Amerika.
“Itu akan memberikan gambaran yang benar bagaimana perilaku bank pada tingkat eksekutif,” katanya kepada majalah Forbes.
Spekulasi yang berkembang menyebutkan, Bank of America, bank terbesar dilihat dari asetnya, menjadi target Wikileaks. Setahun lalu, Assange mengatakan, kelompoknya berhasil mendapatkan lima giga bytes data dari hard drive eksekutif bank. Namun, Kepala Pemasaran dan Strategi Global Bank of America Anne Finucane membantah pembobolan itu.
“Kami tak tahu itu. Kami tak pernah berhubungan dengan Wikileaks,” kata Finucane, Rabu (1/12), sehari setelah nilai saham anjlok tiga persen di tengah kekhawatiran, Wikileaks membocorkan dokumen.
Regulator dari Kejaksaan Agung New York, Komisi Perdagangan dan Keamanan serta anggota parlemen telah meninjau ribuan dokumen Bank of America dan mengaku memiliki cara menangani pembobolan, kata Finucane. “Kami telah belajar bagaimana menghadapinya,” terang Finucane.
Secara terpisah Assange mengatakan, dirinya tengah membobol data-data berbahaya dari perusahaan farmasi, keuangan, dan energi. Dia memiliki informasi pemilik perusahaan, dari BP (British Petroleum) hingga perusahaan minyak Albania yang berusaha menyabotase para pesaingnya. “Anda bisa menyebutnya ekosistem korupsi,” kata Assange.
Belum lama ini, Assenge menjelaskan alasannya merilis dokumen Wikileaks terbaru. “Anda hanya hidup satu kali, mengapa tak melakukan hal yang penting? Pengetahuan mengenai apa yang sebenarnya terjadi di dunia bisa mempengaruhi keputusan kita. Dan, materi itu seharusnya menghasilkan perubahan dan reformasi politik,” tukasnya. rakyatmerdeka.co.id
“Itu akan memberikan gambaran yang benar bagaimana perilaku bank pada tingkat eksekutif,” katanya kepada majalah Forbes.
Spekulasi yang berkembang menyebutkan, Bank of America, bank terbesar dilihat dari asetnya, menjadi target Wikileaks. Setahun lalu, Assange mengatakan, kelompoknya berhasil mendapatkan lima giga bytes data dari hard drive eksekutif bank. Namun, Kepala Pemasaran dan Strategi Global Bank of America Anne Finucane membantah pembobolan itu.
“Kami tak tahu itu. Kami tak pernah berhubungan dengan Wikileaks,” kata Finucane, Rabu (1/12), sehari setelah nilai saham anjlok tiga persen di tengah kekhawatiran, Wikileaks membocorkan dokumen.
Regulator dari Kejaksaan Agung New York, Komisi Perdagangan dan Keamanan serta anggota parlemen telah meninjau ribuan dokumen Bank of America dan mengaku memiliki cara menangani pembobolan, kata Finucane. “Kami telah belajar bagaimana menghadapinya,” terang Finucane.
Secara terpisah Assange mengatakan, dirinya tengah membobol data-data berbahaya dari perusahaan farmasi, keuangan, dan energi. Dia memiliki informasi pemilik perusahaan, dari BP (British Petroleum) hingga perusahaan minyak Albania yang berusaha menyabotase para pesaingnya. “Anda bisa menyebutnya ekosistem korupsi,” kata Assange.
Belum lama ini, Assenge menjelaskan alasannya merilis dokumen Wikileaks terbaru. “Anda hanya hidup satu kali, mengapa tak melakukan hal yang penting? Pengetahuan mengenai apa yang sebenarnya terjadi di dunia bisa mempengaruhi keputusan kita. Dan, materi itu seharusnya menghasilkan perubahan dan reformasi politik,” tukasnya. rakyatmerdeka.co.id
0 Response to "wikileaks Bank of America jadi Target Berikut"
Posting Komentar
Bagaimana menurut kamu??? hmmmmmmmm @_^;