Terus Diblokir, WikiLeaks Pantang Menyerah

Bocornya rahasia penting diplomatik Amerika Serikat dengan beberapa negara oleh WikiLeaks membuat laman tersebut terus diblokir, namun WikiLeaks berjuang terus agar lamannya tetap aktif.

Seperti dikutip dari Washingtonpost.com akhir Kamis (2/12) penyedia layanan Amerika WikiLeaks.org dinonaktifkan. Setiap alamat laman tersebut dicari, selalu muncul tulisan "Server not found."

Penyedia layanan lain, EveryDNS.net, menangguhkan laman WikiLeaks setelah dibajak. Laman EveryDNS yang bisa memungkinkan akses ke hampir 500 ribu laman web itu juga diserang dengan gangguan komunikasi atau interrupt access. "Serangan tersebut mengancam stabilitas infrastruktur EveryDNS.net," ujar perusahaan tersebut, Sabtu (4/12).

Amazon.com yang juga menyewa laman pelayanan tersebut, menendang WikiLeaks dari layanannya. Sebab pelanggaran perusahaan yang melarang aktivitas ilegal dan serangan penolakan layanan atau denial of service attacks.

Amazon mengatakan kebocoran rahasia tersebut bisa membahayakan orang yang tidak bersalah.
Langkah tersebut muncul setelah penyelidikan dari Senator Joseph I. Lieberman (I-Conn.) saat menghubungi staf Amazon pada Selasa (30/11).

WikiLeaks juga mengakui akun Twitter-nya jebol dengan mengatakan "Domain WikiLeaks.org telah dimatikan oleh everydns.net Amerika setelah mengklaim diserang secara massal."

Setelah EveryDNS.net dan Amazon menarik nama domainnya, WikiLeaks mengalihkan lamannya ke dua laman domain Eropa www.wikileaks.nl merujuk ke Belanda dan www.wikileaks.de merujuk ke Jerman pada Jumat (3/12) malam kedua laman tersebut masih bisa diakses.

Pantauan Republika jika mengakses laman WikiLeaks dengan domain merujuk ke Jerman yang akan muncul adalah alamat  http://213.251.145.96/. Menurut mantan anggota, WikiLeaks memiliki server diberbagai negara untuk menghindari berbagai masalah seperti yang dihadapi saat ini.

Beberapa pemerintahan yang terungkap rahasia kawat diplomatiknya menjadi marah. Mereka mencari banyak cara untuk membungkam WikiLeaks. Pada Jumat (2/12) Mentri Industri Perancis, eric Besson memerintahkan lembaga pengawasan internet pemerintah untuk menemukan cara mencegah server yang berbasis di Perancis dari hosting WikiLeaks.

Dia bertindak cepat setelah laporan muncul di Paris dari server OVH yang berkantor pusat di Roubaix, Perancis. Server  tersebut sudah mulai hosting materi dari WikiLeaks yang tidak tersedia lagi di Amazon. "Situasi ini tidak dapat diterima," kata Besson dalam sebuah catatan kepada Dewan Jenderal Industri, Energi dan Teknologi, " Prancis tidak bisa meng-host situs itu."

Menurutnya laman internet tersebut melanggar rahasia hubungan diplomatik dan membahayakan orang-orang yang terlindungi dari hubungan diplomatik tersebut. "Bisa meng-host situs internet yang melanggar digambarkan sebagai tindakan kriminal," ujarnya.

Cina juga memblokir laman WikiLeaks pada Rabu (1/12),  jika masyarakat pengguna internet mengakses alamat WikiLeaks.org atau ke cablegate.wikileaks.org yang ditampilkan adalah koneksi laman ditolak. hal itu bentuk standar saat sebuah laman internet diblokir pihak berwenang.

Pengamat hubungan internasional Universitas Renmin di Beijing, Shi Yinhong, mengatakan Cina memiliki kekhawatiran yang sama dengan Amerika Serikat terkait bocornya rahasia diplomatik yang sensitif. “Stus itu (WikiLeaks) diblokir karena informasi di dalamnya sangat sensitif dan tidak dapat dibuktikan,” ujar Shi kepada AP.

Bukan hanya laman WikiLeaks yang diblokir oleh Amerika Serikat, para prajuritnya di Irak pun berusaha dicegah untuk melihat dan membaca dokumen yang diumbar WikiLeaks. Militer Amerika memperingatkan para prajurit melalui jaringan militer Amerika Sekitar, NIPRNet. Para prajurit diperingatkan agar tidak melihat, mengunduh atau mengirimkan dokumen-dokumen rahasia.

Jika para prajurit tersebut melakukan hal itu maka mereka dapat melanggar hukum.  Bunyi peringatan tersebut “Sesuai dengan arahan DOD (Departemen Pertahanan) dan USF-I OPSEC (Operasi Keamanan Pasukan Amerika Serikat-Irak) 10-2, semua personil diimbau untuk menahan diri dari melihat dan membaca semua artikel yang berkaitan dengan WikiLeaks pada sistem mereka di NIPR DOD."

Staf Sersan Kelli Lane mengatakan, militer tidak memblokir internet. Para prajurit tidak dilarang untuk melihat beberapa laman berita, namun dia tidak mengatakan laman berita yang dimaksud. republika.co.id

0 Response to "Terus Diblokir, WikiLeaks Pantang Menyerah"

Posting Komentar

Bagaimana menurut kamu??? hmmmmmmmm @_^;