Kandungan Sulfur Dioksida Merapi Tinggal 1,8 Kiloton Per Hari

Kandungan gas sulfur dioksida (SO2) Gunung Merapi yang pernah mencapai 180 kiloton per hari kini tinggal 1,8 kiloton per hari. Dengan menurunnya kandungan gas sulfur ini, letusan eksplosif Merapi seperti tanggal 5 November kecil kemungkinan akan terulang.


"Kandungan gas SO2 1,8 kiloton per hari itu sudah turun sekali," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandriyo, Senin, (22/11).

Dengan penurunan kandungan gas SO2 ini, sisa energi Merapi kian berkurang. Kandungan gas yang turun berdampak pada kemungkinan letusan Merapi.

Kepala Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono mengatakan kandungan SO2 dalam perut Merapi pernah mencapai 180 kiloton per hari. "Ini sangat membahayakan," ujarnya. Padahal kandungan gas akan normal jika jauh di bawah angka 100 kilo ton per hari.

Seperti diketahui tinggi rendahnya kandungan SO2 ini terkait dengan tekanan magma yang bisa membuat letusan besar. Kian besar kandungan sulfur, maka kian besar pula peluang letusan besar akan terjadi.

Hanya saja, Subandriyo menegaskan, meski aktivitas Merapi turun, erupsi Gunung Merapi masih terjadi. Ini ditandai dengan adanya luncuran awan panas dan guguran material yang hingga saat ini belum berhenti.

Sebagai contoh, kemarin (21/11) Gunung Merapi kembali meluncurkan banjir lahar disertai dengan awan panas guguran. "Peristiwa tersebut terjadi sampai kurang lebih dua jam lamanya, yakni mulai pukul 17.20 WIB sampai 19.25 WIB," kata Subandriyo.

Luncuran awan panas Merapi kembali terjadi pada Senin (22/11) dini hari dengan disertai awan panas dua kali, yakni pada pukul 00.15 WIB sampai 00.18 WIB. Cuma karena faktor cuaca, arah awan panas tak terlihat. Yang terlihat hujan abu tipis mengguyur di kawasan Pakem dan Keteb.

Dari pengamatan visual yang disaksikan BPPTK, banjir lahar dingin sempat terjadi di Kali Senowo, Kali Krasak bagian barat dan barat daya serta Kali Boyong. "Tapi aktivitas Merapi tadi bukan yang luar biasa selama proses erupsi masih berlangsung," ujarnya.

Hingga saat ini Subandriyo masih memperkirakan material vulkanik yang diluncurkan Merapi masih tetap di angka 130 juta meter kubik. "Karena luncuran awan panas tidak membawa material yang spektakuler sehingga tidak mempengaruhi estimasi material yang dikeluarkan, angkanya masih tetap 130 juta meter kubik," jelasnya.

Subandriyo belum bisa memastikan apakah penurunan aktivitas Merapi ini merupakan fase akhir dari erupsi Merapi. Pasalnya jumlah energi yang tersisa di Merapi tidak bisa diperkirakan banyaknya dan hanya bisa dihitung potensi volume magma maupun estimasi dari energi kegempaan.

Apalagi dari catatan mereka gempa vulkanik, masih terjadi 25 kali yang menunjukkan adanya aktivitas magma di permukaan. Dengan adanya aktivitas ini, mereka belum bisa menurunkan status Merapi dari awas ke siaga. tempointeraktif.com

0 Response to "Kandungan Sulfur Dioksida Merapi Tinggal 1,8 Kiloton Per Hari"

Posting Komentar

Bagaimana menurut kamu??? hmmmmmmmm @_^;